A.Pendahuluan
Relief dapat diartikan sebagai perbedaan tinggi dan rendahnya bentuk muka bumi, misalnya bentuk-bentuk pegunungan, lembah, daratan rendah, daratan tinggi.
Bentuk-bentuk permukaan bumi semacam itu dapat terjadi di darat ataupun di dasar laut, sehingga dikenal adanya “Relief Daratan” dan Relief Laut”.
Tinggi rendahnya permukaan bumi ini seringkali dikenal dengan istilah “Morfologi Daerah”, yang tidak lain merupakan penggambaran konfigurasi permukaan bumi, sehingga dikenal istilah “Morfologi daerah daratan” dan Morfologi dasar laut”.
Relief dapat diartikan sebagai perbedaan tinggi dan rendahnya bentuk muka bumi, misalnya bentuk-bentuk pegunungan, lembah, daratan rendah, daratan tinggi.
Bentuk-bentuk permukaan bumi semacam itu dapat terjadi di darat ataupun di dasar laut, sehingga dikenal adanya “Relief Daratan” dan Relief Laut”.
Tinggi rendahnya permukaan bumi ini seringkali dikenal dengan istilah “Morfologi Daerah”, yang tidak lain merupakan penggambaran konfigurasi permukaan bumi, sehingga dikenal istilah “Morfologi daerah daratan” dan Morfologi dasar laut”.
Bentuk-bentuk relief yang terdapat di Kepulauan Indonesia bervariasi dan bentuk-bentuk pulau yang ada ini sebanarnya juga merupakan relief yang tampak di atas permukaan laut setelah berakhirnya jaman glasial.
Variasi relief ini dapat dilihat dari segi kenampakan, faktor penyebab maupun dilihat dari struktur dasarnya. Oleh sebab itu, relief yang menurut kenampakanya sama tetapi mempunyai nama yang berbeda akibat berbedanya dari segi tinjauan, misal: gunung, horst, plateau.
Secara garis besar relief di kepulauan Indonesia ini dapat dinyatakan sebagai akibat berlangsungnya interaksi antara tenaga endogen dan tenaga eksogen. Kedua tenaga tersebut terkadang sulit Untuk dikenali secara jelas sebab tenaga-tenaga penyebabnya telah sedemikian jauh berpengaruh dan berlangsung lama. Namun secara umum relief di Indonesia dipengaruhi oleh adanya gerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Indonesia berada pada zona subduksi lempeng, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Pesebaran lempeng di Indonesia
B.Relief Daratan
Relief daratan secara umum dapat berupa gunung, pegunungan, daratan tinggi, daratan rendah, lembah, dan sebagainya. Indonesia merupakan daerah yang kompleks relief daratannya, yaitu adanya jalur pegunungan dan gunung api aktif. Maka akan dijelaskan relief daratan Indonesia sebagai berikut:
1.Pegunungan
Pegunungan di Indonesia merupakan kelanjutan dari deratan pegunungan circum mediteran dan circum pasifik. Pegunungan circum mediteran masuk wilayah Indonesia melalui pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tengara, dsn akhirnya masuk ke laut Banda. Sedang pegunungan circum pasifik masuk kewilayah Indonesia melalui pulau-pulau Sangihe-Talaud, Minahasa, Halmahera dan terus ke laut Banda (Bemmelen,1970:2-15).
Busur-busur pegunungan di Indonesia dapat dikelompokan sebagai berikut::
1.Pegunungan
Pegunungan di Indonesia merupakan kelanjutan dari deratan pegunungan circum mediteran dan circum pasifik. Pegunungan circum mediteran masuk wilayah Indonesia melalui pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tengara, dsn akhirnya masuk ke laut Banda. Sedang pegunungan circum pasifik masuk kewilayah Indonesia melalui pulau-pulau Sangihe-Talaud, Minahasa, Halmahera dan terus ke laut Banda (Bemmelen,1970:2-15).
Busur-busur pegunungan di Indonesia dapat dikelompokan sebagai berikut::
Sistem Pegunungan Sunda (the SundaMountaint system )
Sistem pegunungan ini pajangnya 7000 Km, yaitu mulai dari pulau Andaman bercabang dan membentuk busur rangkap (double island festoons) yang masing-masing adalah:
1)Busur dalam (Inner Arc) terdiri dari Bukit Barisan, Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, kepulauan Banda dan berakhir di Pulau Gunung Api di laut Banda. Busur Pegunungan ini bersifat Vulkanis.
2)Busur luar (outer arc), sebagian merupakan pegunungan di bawah permukaan laut. Dari bagian utara adalah pulau-pulau Simeluwe, Nias, Mentawai, dan Eggano; terus bersambung dengan bagian yang telah tengelam di selatan pulau Jawa ke arah timur dan muncul di pulau Sawu, Roti, Timor, Leti, Moa, Lahor, Sermata, Babar, Tanimbar, Kai, Seram, dan berakhir di pulau Buru. Busur luar ini bersifat non volkanis.
b.Sistem Pegunungan Pasifik/ Asia Timur (The East Asiatic Mountain System)
Sistem pegunungan ini masuk wilayah Indonesia melalui bagian utara (Philipina). Dari Philipina pegunungan ini bercabang menjadi dua bagian. Satu,melewati pulau Suto, pulau Palawan, dan seterusnya ke arah pulau Kalimantan. Dua, melalui kepulauan Sangihe dan berakhir di pulau Sulawesi. Busur pegunungan Sulawesi terdiri dari:
1)Busur dalam (inner arc), yaitu pegunungan melalui lengan utara sepanjang pantai barat dan lengan selatan Sulawesi.
2)Busur luar (outer arc) yaitu pegunungan yang melalui lengan timur laut (pegunungan Belantak, Batui, dan pegunungan Papua).
2.Vulkanisme
Sistem pegunungan yang ada di Indonesia, hampir semua termasuk gunung lipatan muda yang memiliki sifat sebagai berikut:
a.Puncak-puncaknya runcing
b.Masih dalam proses mencari keseimbangan (bergerak)
c.Umumnya tinggi dan lereng curam
Di samping sifat tersebut di atas, sistem pegunungan di Indonesia terutama pada busur dalam banyak bermunculan vulkan (Gunung Api). Maka pegunungan di Indonesia berada pada satu busur, dari pulau We sampai Maluku, dan dari Sulawesi sampai Singhe-Talaud. Vulkan di Indonesia berada bukan hanya di daratan saja. Selain di darat gunung api di Indonesia terdapat di dasar laut
Menurut sejarah dan data vulkanisme yang ada, menunjukan Indonesia merupakan negara di dunia yang terbanyak memiliki gunung api.
Menurut Direktorat vulkanologi, Indonesia terdapat 128 gunung api aktif yang tersebar di beberapa pulau, setengah diantaranya terdapat di pulau Jawa dan Sumatera. Berikut tabel jumlah vulkan pada masing-masing pulau
Tabel 1. Jumlah dan Pesebaran Gunung Aktif di Indonesia menurut pulau
No Pulau Jumlah Vulkan/ Gunung Api
1 Jawa 35
2 Sumatera 30
3 Nusa Tengara 26
4 Sulawesi 13
5 Banda (laut Banda) 9
6 Halmahera 8
7 Sangihe-Talaud 5
8 Bali 2
Sumber : Direktorat Vulkanologi
Gunung api di Indonesia, tercatat ada 70 gunung api yang masih seri meletus, selain itu gunung-gunung di Indonesia menjadi gunung api padam dan gunung api istirahat. Namun gunung api yang padam dan istrirahat sewaktu-waktu dapat kembali aktif dan meletus.
Dilihat dari kegiatan gunung api di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga macam (tipe), yaitu:
a.Gunung api tipe A, yaitu gunung api yang seringkali meletus dan letusannya tercatat dalam sejarah. Contoh: gunung Kerinci, gunung, Krakatau, gunung Tangkuban Perahu, gunung Merapi, dan lain sebagainya
b.Gunung api tipe B, yaitu gunung api yang letusannya belum pernah tercatat dalam sejarah dan terlihat hanya gejala vulkanisme seperti: fomarola, solfatara, dan lain-lain. Contoh: gunung Sinabung, gunung Karang, gunung Pulosari, dan lain Sebagainya.
c.Gunung tipe C, yaitu gunung api bentuknya tidak kerucut dan hanya padang fomarola, solfatara, dan sebagainya. Nmisalnya Kamojang (Jawa Barat), Sarongsong dan Lahendon (Sulawesi Utara), dan sebagainya (Suwarno, 1978:5-6).
3.Slenk
Di Indonesia slenk dapat dijumpai sepanjang bukit barisan terlihat adanya dua igir (pungung bukit) sejajar, diantara igir tersebut seperti lembah yang membentang dari utara sampai selatan. Lembah atau cekungan ini dikenal dengan Slenk Semangko, karena bentuknya yang memajang maka disebut juga dengan slenk longitudional. Slenk ini terbentuk sebagai akibat adanya penurunan masa tanah di bagian tersebut karena adanya patahan kerak bumi yang ditimbulkan karena adanya tenaga endogen bumi.
Slenk serupa juga dapat ditemukan daerah Sulawesi selatan yang dikenal dengan slenk wallacea. terletak di antara pegunungan Latimojang dan gunung Lompobatang yang seolah-olah memotong melitang lengan Sulawesi Selatan dan dikenal pula sebagai slenk transversal. Di sepanjang slenk ini terdapat danau-danau tempe, sidenreng, dan buaya.
4.Daratan
Daratan merupakan perwujudan bentang wilayang yang cukup landai dan luas. Di beberapa pulau Indonesia memiliki daratan yang cukup luas, seperti pantai timur sumetera, Kalimantan selatan, pantai selatan Papua, dan lain sebagainya. Di samping tersebut ada pula daratan yang cukup sempit, terdapat di pulau Sulawesi, pantai utara Jawa, dan lain-lain.
Dlihat dari cara terbentuknya daratan, maka dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
Sistem pegunungan ini pajangnya 7000 Km, yaitu mulai dari pulau Andaman bercabang dan membentuk busur rangkap (double island festoons) yang masing-masing adalah:
1)Busur dalam (Inner Arc) terdiri dari Bukit Barisan, Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, kepulauan Banda dan berakhir di Pulau Gunung Api di laut Banda. Busur Pegunungan ini bersifat Vulkanis.
2)Busur luar (outer arc), sebagian merupakan pegunungan di bawah permukaan laut. Dari bagian utara adalah pulau-pulau Simeluwe, Nias, Mentawai, dan Eggano; terus bersambung dengan bagian yang telah tengelam di selatan pulau Jawa ke arah timur dan muncul di pulau Sawu, Roti, Timor, Leti, Moa, Lahor, Sermata, Babar, Tanimbar, Kai, Seram, dan berakhir di pulau Buru. Busur luar ini bersifat non volkanis.
b.Sistem Pegunungan Pasifik/ Asia Timur (The East Asiatic Mountain System)
Sistem pegunungan ini masuk wilayah Indonesia melalui bagian utara (Philipina). Dari Philipina pegunungan ini bercabang menjadi dua bagian. Satu,melewati pulau Suto, pulau Palawan, dan seterusnya ke arah pulau Kalimantan. Dua, melalui kepulauan Sangihe dan berakhir di pulau Sulawesi. Busur pegunungan Sulawesi terdiri dari:
1)Busur dalam (inner arc), yaitu pegunungan melalui lengan utara sepanjang pantai barat dan lengan selatan Sulawesi.
2)Busur luar (outer arc) yaitu pegunungan yang melalui lengan timur laut (pegunungan Belantak, Batui, dan pegunungan Papua).
2.Vulkanisme
Sistem pegunungan yang ada di Indonesia, hampir semua termasuk gunung lipatan muda yang memiliki sifat sebagai berikut:
a.Puncak-puncaknya runcing
b.Masih dalam proses mencari keseimbangan (bergerak)
c.Umumnya tinggi dan lereng curam
Di samping sifat tersebut di atas, sistem pegunungan di Indonesia terutama pada busur dalam banyak bermunculan vulkan (Gunung Api). Maka pegunungan di Indonesia berada pada satu busur, dari pulau We sampai Maluku, dan dari Sulawesi sampai Singhe-Talaud. Vulkan di Indonesia berada bukan hanya di daratan saja. Selain di darat gunung api di Indonesia terdapat di dasar laut
Menurut sejarah dan data vulkanisme yang ada, menunjukan Indonesia merupakan negara di dunia yang terbanyak memiliki gunung api.
Menurut Direktorat vulkanologi, Indonesia terdapat 128 gunung api aktif yang tersebar di beberapa pulau, setengah diantaranya terdapat di pulau Jawa dan Sumatera. Berikut tabel jumlah vulkan pada masing-masing pulau
Tabel 1. Jumlah dan Pesebaran Gunung Aktif di Indonesia menurut pulau
No Pulau Jumlah Vulkan/ Gunung Api
1 Jawa 35
2 Sumatera 30
3 Nusa Tengara 26
4 Sulawesi 13
5 Banda (laut Banda) 9
6 Halmahera 8
7 Sangihe-Talaud 5
8 Bali 2
Sumber : Direktorat Vulkanologi
Gunung api di Indonesia, tercatat ada 70 gunung api yang masih seri meletus, selain itu gunung-gunung di Indonesia menjadi gunung api padam dan gunung api istirahat. Namun gunung api yang padam dan istrirahat sewaktu-waktu dapat kembali aktif dan meletus.
Dilihat dari kegiatan gunung api di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga macam (tipe), yaitu:
a.Gunung api tipe A, yaitu gunung api yang seringkali meletus dan letusannya tercatat dalam sejarah. Contoh: gunung Kerinci, gunung, Krakatau, gunung Tangkuban Perahu, gunung Merapi, dan lain sebagainya
b.Gunung api tipe B, yaitu gunung api yang letusannya belum pernah tercatat dalam sejarah dan terlihat hanya gejala vulkanisme seperti: fomarola, solfatara, dan lain-lain. Contoh: gunung Sinabung, gunung Karang, gunung Pulosari, dan lain Sebagainya.
c.Gunung tipe C, yaitu gunung api bentuknya tidak kerucut dan hanya padang fomarola, solfatara, dan sebagainya. Nmisalnya Kamojang (Jawa Barat), Sarongsong dan Lahendon (Sulawesi Utara), dan sebagainya (Suwarno, 1978:5-6).
3.Slenk
Di Indonesia slenk dapat dijumpai sepanjang bukit barisan terlihat adanya dua igir (pungung bukit) sejajar, diantara igir tersebut seperti lembah yang membentang dari utara sampai selatan. Lembah atau cekungan ini dikenal dengan Slenk Semangko, karena bentuknya yang memajang maka disebut juga dengan slenk longitudional. Slenk ini terbentuk sebagai akibat adanya penurunan masa tanah di bagian tersebut karena adanya patahan kerak bumi yang ditimbulkan karena adanya tenaga endogen bumi.
Slenk serupa juga dapat ditemukan daerah Sulawesi selatan yang dikenal dengan slenk wallacea. terletak di antara pegunungan Latimojang dan gunung Lompobatang yang seolah-olah memotong melitang lengan Sulawesi Selatan dan dikenal pula sebagai slenk transversal. Di sepanjang slenk ini terdapat danau-danau tempe, sidenreng, dan buaya.
4.Daratan
Daratan merupakan perwujudan bentang wilayang yang cukup landai dan luas. Di beberapa pulau Indonesia memiliki daratan yang cukup luas, seperti pantai timur sumetera, Kalimantan selatan, pantai selatan Papua, dan lain sebagainya. Di samping tersebut ada pula daratan yang cukup sempit, terdapat di pulau Sulawesi, pantai utara Jawa, dan lain-lain.
Dlihat dari cara terbentuknya daratan, maka dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
- a.Daratan aluvial, ialah suatu daratan yang terjadi karena adanya sedimentasi. Termasuk kelompok ini adalah daratan pantyai, lembah sungai, daratan danau, dan lain-lain.
- b.Daratan lava, ialah suatu daratan yang terjadi karena adanya aliran lava sevara horizontal yang mencakup daerah luas. Contoh daratan lava Bengkulu.
- c.Daratan denudasi, terjadi karena adanya erosi. Termasuk dalam daratan ini adalh peneplain dan daratan abrasi.
Dilihat dari ketinggian tempatnya, daratan ini dapat dibedakan menjadi:
a.Daratan rendah, yaitu suatu daratan yang letaknya kurang dari 200 meter dari permukaan laut.
b.Daratan tinggi, yaitu suatu daratan yang letaknya pada ketinggian 200 m atau lebih dari permukaan laut.
C.Relief Dasar Laut
Di dasar laut mempunyai bentuk permukaaan yang beragam bentuk, sehingga terbentuknya relief dasar laut yang beragam. Hal ini akaibat adanya faktor-faktor penyebab yang mepengaruhi permukaan dasar laut.
Dilihat dari segi faktor penyebabnya secara garis besar relief dasar laut terbagi menjadi 3 macam yaitu:
1.Relief dasar laut sebagai hasil dari dasar sungai yang mengalami penenggelaman sehingga letaknya berada di bawah permukaan air laut. Alur-alur sungai ini, ditemukan di daerah dangkalan Sunda, kepulauan Aru, serta kepulauan Togian.
2.Relief dasar laut berasal dari kegiatan organism di dasar laut yang membentuk karang-karang laut. Contoh, karang spermunde (karang penghalang sunda), di selat makasar, karang teluk Jakarta (kepulauan seribu).
3.Relief dasar laut yang dihasilkan oleh adanya gerakan dasar laut. Gerakan ini dapat berupa gerakan vertikal (pengangkatan), maupun gerakan horizontal (lipatan). Gerakan vertikal ini dapat membentuk terjadinya permukaan yang berteras-teras seperti teras karang yang terjadi di kepulauan Maluku. Fenomena lainnya dapat berupa pungung laut atau pegunungan di bawah permukaan laut, seperti busur luar pegunungan Sunda yaitu sebelah barat pulau Sumatera sampai dengan Nusa Tengara. Gerakan kebawah (penurunan) dapat menimbulkan fenomena-fenomena seperti:
a.Dangkalan, yaitu dasar laut yang semula dangkal terus-menerus mengalami penurunan yang dikuti oleh sedimentasi yang tebal dari daerah sekitarnya.
b.Palung laut (trough), yaitu lembah yang dalam di dasar laut. Lembh ini dapat berpenampang melitang seperti huruf V atau huruf U. contoh: palung Flores, palung Makasar, palung Sumatera (Mentawai).
c.Lubuk laut (Basin), yaitu cekungan di dasar laut yang bentuknya kurang lebih bulat. Contoh: basin Sulawesi, basin Banda Utara, Banda Selatan, dan lain-lain.
d.Ambang laut (Drempel), yaitu pungung di dasar laut yang memisahkan diantara dua laut dalam, seperti ambang laut Sulawesi dan laut pasifik.
4.Relief dasar laut merupakan berdasarkan kelanjutan dari vulkanisme di dasar laut. Kegiatan ini mengakibatakan terjadinya gunung laut, Di mana puncaknya terlihat di atas permukaan laut namun kakinya di dasar laut. Missal gunung Krakatau di selat sunda, gunung Wurlali (pulau Damar) di laut Banda, gunung Salewerna (pulau Serua). Walau gunung api itu di sebut pulau, namun pulau tersebut merupakan tubuh gunung api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar